Pesantren Rakyat Jagong Maton Ngaji ala Jagong Maton: Pohon Rindang, Akarnya Banyak

Ngaji ala Jagong Maton: Pohon Rindang, Akarnya Banyak

Jagong Maton

Pesantren Rakyat Online – Pohon yang menjulang tinggi ke angkasa, atau pohon yang besar dan rindang, bisa dipastikan akarnya pasti banyak.

Walau tumbuhan ada yang jenis dikotil memiliki akar tunggang yang menancap ke bawah sehingga sulit roboh. Pastinya juga didukung oleh banyak akar dikanan kirinya yang mengitari akar inti seperti pohon nangka, mangga, alpukat dsb.  Ada juga yang jenis monokotil ditandai akar serabut yang sangat banyak sekali seperti pohon kelapa yang jarang sekali bisa roboh walau terkena sunami sekalipun.

Namun, dari kedua jenis tersebut, baik monokotil ataupun dikotil, baik akar tunggang atau akar serabut, tetap kekuatan yang paling berpengaruh besar adalah banyaknya akar yang menyebar ke sekitar pohon inti.

Bahkan saya pernah dikasih tahu sama petani lugu tetangga saya, bahwa jika ingin mengetahui panjang akar, bisa dilihat dari panjang daun terluar yang menjulur ke kanan kiri pohon. Ternyata, fungsi daun terluar sama dengan panjang akar terluar adalah agar gumpalan embun malam yang akan menetes ke bawah tepat pada akar serabut terluar sebagai pencari dan penyuplai makanan dari dalam tanah.

Dengan air yang menetes tersebut akan membantu penyerapan air dari dalam tanah kemudian diantar melalui kambium atau sejenisnya kemudian memperlancar fotosintesis di siang harinya, di samping juga mengambil air dari kandungan air yang berada di dalam tanah.

Kecerdasan pohon yang ada buahnya juga perlu ditiru, kenapa? Karena pohon yang daunnya sudah lebat, akan tetapi umur pohon dan kekuatan pohon yang belum kokoh, maka tumbuhan tersebut juga enggan berbuah, walau sudah sering berbunga, kenapa? Ternyata, pohon sudah mengkur dirinya sendiri, jika dirinya berbuah, dengan batang, ranting yang belum kuat, maka berbuahpun juga akan percuma, karena buah akan jatuh karena ranting tidak kuat dan kemudian patah. Tetap saja buahnya tidak bisa dinikmati.

Maka kita sebagai murid, santri, ilmuwan, ustad atau karyawan, pegawai, harus sabar, tidak boleh kesusu berbunga apalagi berbuah (jadi tokoh, memiliki anak buah, santri, murid). Ketika ketokohan kita terlalu dini, dan pohon ranting belum besar dan kuat, akan mudah patah di tengah jalan, ketika anak buah semakin lebat dan besar.

Begitulah kira-kira orang hidup jika menginginkan sesuatu yang besar, tinggi, menjulang dan rimbun harus semakin memperbanyak akar, memperkuat akar, memupuk akar dan merawat akar yang sebagian besar pernah nampak.

Baca juga: Rapat Wali Murid, Kepala SDII Al-Amin Sampaikan Program Pembelajaran Baru

Akar yang baik, akar yang tidak pernah nampak, jika terlihat oleh mata, maka akan menjadi alamat jika pohonnya akan mati, setidaknya akan roboh jika terkena angin sedikit saja.

Caranya bagaimana agar akar tidak muncul dan terlihat, maka akar harus disapa, di siram, harus diberi nutrisi, dikasih pupuk, diberi sesuatu yang dibutuhkan, jangan sampai akar diberi sesuatu yang membuatnya marah dan mati. Jika akar marah, mogok dan mati, maka pohon, ranting, daun, bunga, buah yang di atas positif akan mati juga.

Untuk itu kita yang mulai baik hidupnya, harus belajar baik-baik ke pohon yang rimbun dan besar, dengan harapan agar semakin kokoh dan mantab dalam menyongsong kehidupan yang lebih bermartabat. Jika dipanggil Kyai maka harus menyapa dan hadir di hati orang-orang yang memanggil kyai.

Dalam bentuk yang paling sederhana, jika kita dipanggil Gus, maka bagaimana kita bisa berperilaku seperti Kyai yang selalu melayani. Jika kita dipanggil Habib apalagi, Habib yang penuh cinta dan kasih sayang kepada siapapun, bukan Habib, Kyai, atau Gus yang minta dilayani.

Insyaallah jadi tokoh apapun jika terus merawat akar rumput, yang kecil, remeh, tidak nampak, sepele, katrok, tidak terlihat, terabaikan, diinjak, dihina, maka kita akan selalu baik-baik saja. Sejarah telah menuturkan, dinasti manapun yang tumbang, bukan Karena tidak memiliki pasukan elit, tetapi karena mereka meremehkan yang alit. Alfatihah.

Ngaji ala Jagong Maton ditulis oleh Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin, Kyai Rakyat, Kyai Abdullah SAM, S.Psi.

7 Likes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.