Pesantren Rakyat Online – Berbuat baik ya berbuat baik saja, kenapa begitu? Pengalaman saya ketika berbuat baik biasanya karena orang yang kita baiki adalah teman, saudara, sahabat atau handai taulan. Kemudian, di dalam benak kita masih berpikir agar mendapatkan balasan dari yang bersangkutan, jika yang terjadi tidak sesuai ekspektasi, maka kekecewaan demi kekecewaan akan terjadi.
Untuk itu, perlu terus belajar berbuat baik kepada siapa dan apa saja. Bisa dimulai pada diri kita sendiri, pasangan hidup, saudara sedarah, seagama, sebangsa, seluruh umat manusia di dunia ataupun seluruh makhluk Allah swt. Tentunya, tanpa memikirkan kenapa, mengapa harus berbuat baik dan apa akibat, impact atau pengaruhnya ketika kita berbuat baik.
Perbuatan baik kita secara otomatis sudah dicatat oleh malaikat pencatat kebaikan, cctv, direkam oleh alam yang telah ikut menyaksikan dan semua manusia atau makhluk yang menerima kebaikan kita. Dengan modal keyakinan di dalam dada kita yang kuat, maka hilang sudah harapan-harapan kecil, manfaat dan barokah yang akan datang. Dari keyakinan yang kuat maka kita tidak perlu lagi berharap dan berspekulasi akan masa depan atas pengaruh dari perbuatan atau amal baik kita.
Baca juga: Pengasuh Pesantren Rakyat Hadiri Haul Akbar di PP Al Hidayah Mojokerto
Kita serahkan amal baik kita, baik dalam bentuk ucapan, tulisan, kegiatan, tenaga, pikiran, perasaan, harta kita kepada kesempatan dan waktu. Rekam jejak, jejak medsos (media sosial) dan sebagaianya akan menjadi kekayaan kita dalam bentuk ketaatan pada sang pencipta yang telah memberi kesempatan kita untuk berbuat baik.
Berapa kejadian seorang kader digulowentah, ditata, dipintarkan kemudian mbalelo (urakan, semau hati, susah diatur). Bahkan tidak hanya mbalelo, lebih jauh daripada itu, berkhianat dan berbalik jadi memusuhi. Kemudian ada juga karyawan atau anak buah, ketika masih masa sulit dibantu namun tiba-tiba ada kesempatan memiskinkan juragannya.
Dari beberapa kejadian di atas menjadi pelajaran nyata, bahwa, berbuat baik ya berbuat baik saja, kepada siapa saja, semampunya. Kita tidak usah mencari sebab atau alasan, kenapa harus berbuat baik, dan tidak perlu memikirkan apalagi berharap keuntungan yang akan kita dapat, kecuali jika kita pedagang dan politisi yang menanggap kebaikan harus terukur dan terprediksi dapat suara berapa? Heheheh.
Ditulis oleh Kiai Sableng, Kiai Abdullah SAM, S.Psi., M.Pd., Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin, 12 Agustus 2023