Pesantren Rakyat Online – Di sebuah desa yang berada di barat ibu kota Kabupaten Malang, tepatnya Desa Sumberpucung namanya, di situ masyarakatnya plural atau heterogen baik agama, pekerjaan, budaya dan kebiasaanya. Dalam pengembangan strategi dakwah Islamiyah pada suatu hari muncul ide bagaimana dakwah akhlaq dan aqidah Islamiyah ala Ahlussunnah Wal Jama’ah ini bisa menembus kalangan yang paling hitam, terpinggirkan, ekonomi lemah dan pendidikan rendah, yang justru sering terlupakan.
Selama ini kita tahu pendidikan baik formal atau Pesantren kebanyakan di rasa menakutkan karena beberapa syarat dan biaya yang cukup rumit dan tinggi untuk kalangan orang awam, (kemungkinanya semakin kecil anaknya orang tidak punya bisa mengenyam pendidikan mahal) sehingga potensi-potensi jiwa agamawan dan negarawan yang ada pada anak rakyat kecil tidak tersentuh dan tidak banyak perkembangan. Padahal banyak mutiara-mutiara, emas permata besar yang terpendam di keluarga-keluarga lemah yang selama ini mengalami jalan buntu dalam menembus ruang kehidupan yang lebih bermartabat, ini tugas siapa?
Maka dari itu setelah mengalami beberapa uji coba pendekatan dan ulak-alik metode sejak Bulan Juli 1998, ke-mudian munculah ide pendirian Pesantren Rakyat yang semua aktiftasnya ala rakyat yang kemudian kita bubuhi dengan nilai-nilai ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan Kemanusiaan, maka Pada hari Rabu, 25 Juni 2008 berdirilah ide pendirian Pesantren Rakyat.
Pesatren Rakyat ini hanyalah kubangan air keruh lagi kecil yang berada di padang pasir di bawah panasnya terik sinar matahari dimana di sekelilingnya banyak onta-onta haus dan kaflah-kaflah sedang melakukan perjalanan jauh sehingga kubangan air tersebut terasa lebih berharga dari pada emas permata yang mereka bawa. Begitu pula Pesantren Rakyat, yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah lingkungan masyarakat stasiun, pasar, perjudian, togel, perselingkuhan, tempat wisata, penginapan gelap dan di daerah prostitusi terbesar di Kabupaten Malang, dimana masyarakatnya sangat plural atau heterogen sehingga mempengaruhi mental dan prilaku keseharian masyarakat dan generasi muda di sekelilingnya.
Dengan kekuatan modal dan kemampuan yang serba minimalis, kami keluarga kecil Pesantren Rakyat ingin ambil bagian dalam proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik. demi terciptanya masyarakat yang saling memanusiakan manusia dan bertaqwa kepada Allah SWT, demi terwu-judnya cita-cita bangsa Indonesia menjadi Negara ‘Baldatun Thoiyibatun Warabbun Ghofur atau gemah ripah loh jinawe toto tentrem kerto raharjo’.
Langkah kami tidak selalu berwujud formal dan serba mentereng, tetapi selalu berusaha sinergi dengan alam, budaya dan lingkungan (bagaikan air yang selalu menyesuaikan dengan tempatnya, bisa menembus lubang-lubang kecil, memberi tekanan ke atas, menguap jika dipanaskan, membeku jika didingankan, tawadu’ selalu mencari tempat yang rendah dan jika dibendung secara paksa maka air akan melakukan perlawanan yang hebat).
Pesantren Rakyat mulai dari yang kecil, sepele, remeh, tidak terlihat, sederhana, terpinggirkan/termarjinalkan, ndeso, tradisional, kampungan, katrok, tidak menarik dan tidak dihiraukan orang, kemudian kita kumpulkan jadi satu, kita manage dan kita ubah menjadi suatu kekuatan yang dahsyat untuk melakukan proses akselerasi revolusi sosial ke arah yang lebih baik. Kita belajar dengan adanya angin sepoi yang menidurkan, air lembut yang menyejukkan, tetapi jika menjadi satu dalam jumlah yang besar serta bersamaan maka akan mampu merubah keadaan sekitarnya berbalik 180 derajat (tsunami, puting beliung, tornado dll), ini hanya perumpamaan.
Untuk itu Pesantren Rakyat dalam rangka menyantrikan rakyat, maka membuat semua kurikulum ala rakyat, ngaji kebutuhan rakyat, perekonomian ala rakyat, pertemuan atau diskusi ala rakyat, pendidikan ala rakyat, manajemen ala rakyat, pakaian ala rakyat, pergaulan ala rakyat dan dalam berbagai aspek bidang kehidupan konsepnya selalu ala rakyat, cuma kita tumpangi dengan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta para ulama’ terdahulu, baik dalam tataran syari’at, tharekat, hakikat atau ma’rifatnya.
Saat ini telah berdirinya 132 Pesantren Rakyat di Indonesia semoga betul-betul bisa mewadahi rakyat yang belum bisa mengakses pendidikan yang di inginkan. Pesantren Rakyat menjadi sekoci-sekoci dan kepanjangan tangan pondok-pondok pesantren besar.
Semoga kumpulan ide orang-orang kampung dan bodoh ini ke depan dalam menjalankan dakwah islamiyah melalui Pesantren Rakyat akan memiliki tren tersendiri karena kemudahannya sehingga tidak ada alumni pondok pesantren atau Madrasah yang pasif, semuanya bisa bergerak melalui komunitas-komunitas kecil, mushola, masjid, jamaah tahlil, sholawatan, istighosah, manaqib, arisan, karangtaruna atau cangkruannya Wak Min, Wak Dol, Wak Jo, Yu Mi dan Yu Ton yang kemudian akan memberi pengaruh seluas-luasnya terhadap semua stakeholders Islam dalam memajukan agama, bangsa dan Negara. Sehinga konsep Islam yang Pro Perubahan dan Pro Sosial tidak hanya pada tataran ide atau kognitif saja, sehingga kemajuan peradaban islam akan datang esok hari.
Ditulis oleh Kyai Sableng, KH. Abdullah SAM, S.Psi. Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin.