Mr. Tondem: Nilai Rapot 10

Kyai Sableng

Pesantren Rakyat Online – Hobi cangkruk dari warung kopi ke warung kopi, dari gardu ke pos kampling, dari terminal ke stasiun, dari pelabuhan ke tempat pelelangan ikan, dari emperan ke emperan, terkadang terkesan negatif. Sementara tidak sedikit orang yang sukses melalui tempat-tempat tersebut.

Dari pernyataan di atas dapat diambil saja contoh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Puji Astuti, Cak Nun (Ainun Najib) yang keluar dari pondok, Thomas Alva Edinson yang dikeluarkan dari sekolah, KH. Hasyim Muzadi yang tanpa gelar doktor formal tetapi mengajar kelas S3. Kemudian ada Bill Gates drop out dari Harvard University dan penemu Facebook (FB) Mark Zuckenberg yang juga dikeluarkan dari Harvard juga sekarang berpenghasilan Rp. 68 Milyar perhari serta Mike Tyson anak jalanan yang mengguncang dunia, lantas kita?

Ini yang di sebut oleh teman Mr. Tondem orang sukses didikan alam. Sebenarnya kenapa tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir jaman dahulu kok bisa mendunia, padahal belum banyak sekolah, pondok dan universitas seperti saat ini. Sepertinya memang pendidikan sekarang dan dulu sangat jauh berbeda. Siswa-siswi sekarang diperas secara keras untuk menggunakan otak atau akal pikiran saja karena untuk memenuhi nafsu lembaga atau institusi agar kelihatan modern dan keren.

Sehingga yang dinamakan sekolah maju adalah sekolah yang mampu membuat nilai rapot dan nilai UAN tinggi. Sekolah tidak ngurus anak itu berani sama orang tua atau tidak? Tidak tahu anak itu ibadah atau tidak? Sekolah tidak tau anak itu masih suci atau ternoda? Yang penting nilai tinggi, sekolahan terangkat, kepala sekolah terkenal, institusi dapat nama.

Baca juga: Belajar Penanganan Api, PAUD Al-Amin Sambangi Damkar Kota Blitar

Tetapi daripada itu semua, olah jiwa, olah rasa, olah batin, olah ruh, olah pemikiran, etika, akhlaq jarang diperhatikan, sehingga anak-anak generasi kita semakin jauh dari sisi-sisi kemanusiaan. Berjalan didepan tetangganya yang duduk, tidak permisi, amit sewu. Kemudian pagi hari ibunya difungsikan sebagai pembantu menyiapkan pakaian, sarapan, mengantar dan bangunnya juga siang.

Sehingga nilai rapot dalam sekolah tidak ada korelasi yang baik dengan praktik kehidupan sehari-hari. Misalnya nilai biologi 10, tetapi tidak bisa membedakan mana tanaman sawi dan bayam. Nilai agama 9, tetap saja kalau hari libur bangunnya jam 9 yang artinya tidak subuhan bagi yang Islam. Lucu lagi Dosen Fakultas Ekonomi bisnisnya bangkrut terus. Guru mesin tidak bisa nyopir. STM Penerbangan, tetapi tidak punya pesawat. STM Kelautan, letaknya 100 km dari laut. Fakultas Pertanian tetapi tidak punya sawah.

Hadehhhhhh. Saya teringat kata-katanya Cak Lontong. Mikiiiiirrrrrr! Untungnya para pembaca yang budiman tidak seperti cerita di atas!! Ngeri broo kwakakakkakkk.

Ditulis oleh Kyai Sableng, KH. Abdullah SAM, S.Psi. Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin.

8 Likes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.