Puisi: Malam di Gubuk

Kyai Sableng

Kepalaku di timur kakiku di barat
Aku melirik hajid tidur pulas di sebelah kananku
Hajid anak pertamaku
Kentolnya besar padat
Alisnya tebal
Wajahnya agak bulat khas warok Ponorogo

Di barat atas dinding kayu tertempel kaligrafi
Buatan haris athoriq yatim piatu
Ponakanku beradik satu
Aini namamya

Gubuk tengah sawah di komplek santri putra
200 meter dari tasiun
100 meter dari sumber mata air
40 meter dari irigasi
500 meter dari bendungan
4 meter dari kandang kambing
5 meter dari kandang sapi
1 meter dari kolam lele
2 meter dari pohon sawo
Satu meter dari pohon mangga
3 meter dari pohon blimbing
5 meter dari jambu leci
3 meter dati jeruk bali
5 meter dari tebu ireng
8 meter dari pring kuning
2 meter dari pohon bidara
8 meter dari pohon pisang
3 meter dari pandan
2 meter dari gaharu
3 meter dari sente ireng
5 meter dati pohon kelor

Baca juga: Puisi: Siapa-Siapa

Gubukku dulu gersang
Gubukku sekarang di tengah rimbunan banyak pohon
Gubukku campuran jati, gelugu, saman
Harganya lebih mahal dari sego empok pak mondosio

Disini tempatku sering meyendiri
Malam-malam sepi semua santri menikmati wengi
Walang menyanyi
Jangkrik ngerik, sapi gemblodak, batuk tamu terdengar

Di musim hujan katak tak berbunyi
Tak kusangka bahwa bel kereta berbunyi
Memberi tanda aku harus bergegas mandi sesuci Untuk meneruskan percintaanku dengan malam
Dengan berdoa semua baik-baik saja

Ditulis oleh Kyai Sableng, KH. Abdullah SAM, S.Psi. Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin. 4 Februari 2020

11 Likes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.