
Pesantren Rakyat Online – Pesantren Rakyat Al-Amin memperingati Maulid Nabi Muhammad sekaligus doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Jumat (7/10/2022). Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Baitul Ihsan ini diikuti oleh seluruh siswa dan guru mulai dari KB, TK, SDII, SMPII, SMA Pengusaha, TPQ, Madin dan Pesantren Anak. Selain itu juga turut hadir Kepala Desa Sumberpucung, Bapak Muhadi dan perwakilan Camat Sumberpucung.
Kegiatan diawali dengan pembacaan sholawat oleh grup sholawat santri Jamus Kalimosodo. Setelahnya, acara pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh siswa SMPII Pesantren Rakyat Al-Amin, Hamdan Nufail dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Pesantren Rakyat dan Mars Syubbanul Wathon.
Acara semakin meriah dengan beragam kreasi tampilan dari KB/TK, SDII, SMPII dan SMA Pengusaha. Kreasi seni tersebut terdiri dari Tari Muhammadku dan Pagar Nusa dari KB/TK, tari Allah Ya Karo dari SDII dan Tari Zapin dari SMPII dan SMA Pengusaha Pesantren Rakyat Al-Amin.
Memasuki puncak kegiatan yakni hikmah maulid yang dijelaskan oleh Kiai Abdullah SAM, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin. Beliau menyampaikan bahwa kita harus berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan mencontoh perjuangan beliau dalam menengakkan agama Allah.
Baca juga: Hari Batik Nasional: Murid SDII Pesantren Rakyat Membuat Batik Ecoprint

“Kita harus selalu bersyukur dalam keadaan apapun sekalipun dalam keadaan tidak memiliki uang karena Rasulullah dan Siti Khadijah pernah dalam keadaan tidak memiliki apapun karena seluruh hartanya digunakan untuk berjuang di jalan Allah”, beber Kiai yang juga Ketua PC ISNU Kabupaten Malang ini.
“Barang siapa yang menolong agama Allah maka hidupnya akan ditolong oleh Allah”, imbuhnya.
Di sisi lain, Kiai Abdullah SAM juga berduka cita atas tragedi Kanjuruhan yang menghilangkan ratusan nyawa. Wakil Ketua II STIT Ibnu Sina Malang itu menyampaikan, tragedi ini dapat memberi kita pelajaran untuk selalu berhati-hati dalam mangambil tindakan.
Beliau juga berpesan bahwa jangan karena kejadian ini kita membenci sepakbola. Karena sepakbola adalah martabat bangsa. “Sepakbola adalah martabat bangsa sepakbola adalah martabat arek malang” tuturnya di akhir sambutan.
Mengakhiri kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.15 itu ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Bu Nyai Silfia Heni, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin. (sev/cha)
Reporter: Syevia Nur Amanah
Editor: Chandra Djoego