
Pesantren Rakyat Online – Penanaman aqidah, keimanan, keislaman serta akhlaq harus dilakukan sejak dini karena sesuatu yang berharga bagi orang tua di dunia dan di akhirat adalah anak sholih dan sholihah. Untuk itu, Pesantren Rakyat Al-Amin ikut merespon kebutuhan umat tersebut dengan mendirikan Pesantren Anak di dalamnya. Pesantren Anak sendiri didirikan oleh Kiai Abdullah SAM pada tahun 2021 dan menjadi bagian dari Yayasan Pesantren Rakyat Al-Amin.
Lahirnya Pesantren Anak ini tak lepas dari tantangan zaman yang terus berubah sekaligus menjawab kebutuhan umat. Mari kita mulai dengan data bahwa anak yang saat ini masuk usia SD dominasi generasi alpha. Menurut McCrindle yang dikutip oleh matranews.id, generasi alpha adalah anak-anak yang angka kelahirannya dimulai pada tahun 2010. Berdasarkan penelitiannya, sekitar 2,5 juta generasi alpha lahir setiap minggu dan menjadi sekitar 2 miliar pada 2025.

Lebih jauh lagi, generasi ini dikenal sebagai yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia mendatang. Mereka adalah kaum terdidik dan lebih akrab dengan teknologi. Generasi alpha merupakan generasi pertama yang benar-benar telah hidup berdampingan dengan teknologi canggih sejak mereka dilahirkan. Melansir hallosehat.com, mereka juga kerap disebut sebagai “generasi digital”. Dari data ini membuktikan, bukan hal aneh ketika muncul juga istilah budaya gadget di kalangan anak-anak.
Fenomena budaya gadget di kalangan anak membuat orang tua mulai kewalahan untuk memisahkan anak dengan gadget (HP). Pemanfaatan teknologi seperti HP jika digunakan dengan baik, akan banyak menguntungkan, tetapi jika sebaliknya, apalagi hari ini mayoritas anak-anak menggunakan HP hanya untuk main game, tiktokan atau juga youtube-an. Kegiatan-kegiatan yang tidak terarah dengan baik atau cenderung tidak produktif malah dapat membuat mata sakit, kecanduan, bahkan bisa merusak beberapa fungsi saraf.
Kelas Alam Kolam Ikan KOI Kelas Seni Kelas Motivasi Kiai Abdulah SAM
Masalah tersebut semakin kompleks dengan pola pengasuhan anak yang kurang tepat. Belum lagi, di tengah kondisi yang tidak menentu seperti sekarang, sangat banyak para ibu yang ikut memperkuat ekonomi keluarga, baik dengan ikut berkebun, bertani, kerja pabrik, kantoran hingga jadi TKW. Secara otomatis, pola pengasuhan anak kurang maksimal, maka Pesantren Anak menjadi salah satu pilihan untuk ‘menyantrikan’ anak sejak dini.
Pesantren Anak Pesantren Rakyat Al-Amin didesain gratis sehingga menjadi sangat Murah dan terjangkau serta menjadi pesantren bahagia untuk anak-anak. Kenapa gratis tetapi ada kata murah? Pendaftaran gratis, uang gedung gratis, makan gratis, mondok gratis, sekolah gratis, namun anak usia SD belum bisa cuci baju sendiri. Dari hal, kemudian ada uang laundry dan uang saku pribadi (uang jajan). Besarannya pun tergantung pada kemampuan orang tua masing-masing. Di lain sisi, jika orang tua atau wali santri ingin investasi akhirat juga diperbolehkan.

Pesantren Anak yang baru lahir ini santrinya tidak kurang dari 40. Sebaran santri usia SD yang telah mondok (mukim), berasal dari berbagai daerah seperti Kota Malang, Pasuruan, Nganjuk, Surabaya, Lumajang, Kalipare, Donomulyo, Kromengan, Wonosari, Ngajum, Kepanjen bahkan dari Kecamatan Sumberpucung sendiri juga ada.
Dalam mewujudkan gagasan baik ini, Pesantren Anak diisi oleh dewan pengasuh dan pengajar, alumni dari berbagai pondok pesantren. Adapun profil ustad/ustadzah Pesantren Anak sebagai berikut: Murabbi Ustad Andik Miftah, M.Pd., alumni Pondok Miftahul Jannah Pakisaji Bersama istri beliau Ustadzah Nur Rohmah, alumni Pondok Miftahul Huda Ngebruk. Selanjutnya ada Ustadzah Rizki Anis Sholikhah, S.Pd., alumni PP. Denanyar, Ustadzah Silfia Heni Sukmawati Alafiah, M.Pd., alumni PP An-Nur 2 Malang, Ustadzah Inayah, S.Pd., alumni PP Miftahul Ulum Kacuk Malang, Ustadzah Lu’luil Maknun, M.E., alumni Pondok Ploso Kediri dan lain sebagainya.
Baca juga: SDII Pesantren Rakyat Miliki 17 Komputer Terkoneksi Internet
Tak hanya disokong Ustad/Ustadzah berkualitas, Pesantren Anak Pesantren Rakyat Al-Amin juga memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
- Memiliki Sekolah Sendiri (Sekolah Dasar Islam Integratif (SDII) Pesantren Rakyat Al-Amin)
- Memiliki Program Tahfidz (bagi yang berminat)
- Sekolah Alam (Ada 40 Kambing, Burung Kenari, Merpati, Kolam Ikan Koi, Mujaer, Lele, Gurami, Belut, Took, Sayur dan Lahan Berkebun yang Luas)
- Memiliki Lahan Bermain Luas
- Laboratorium Komputer 17 Unit Terkoneksi Internet
- Alat Musik Lengkap (Gitar, Keyboard, Drum, Rebana 3 Set, Gamelan 3 Set)
- Sekolah Tari dan Wayang Kulit
- Ekstrakurikuler Pencak Silat dan Pramuka
- Memiliki Kolam Renang Anak (Luas 7 x 12 m, Kedalaman Bervariasi 40-120 cm)
- Memiliki Masjid yang Cukup Besar untuk Praktek Ibadah Santri
- Program Karawitan
- Memiliki Gedung Sendiri
- Lingkungan Sehat (Perkampungan dan Sawah, Udara Segar serta Aman dari Kendaraan Bermotor)
- Dibina oleh Pakar Pendidikan
- Memiliki 3 Sarjana Psikologi
Baca juga: RMI NU Kabupaten Malang Deklarasikan Bu Nyai Nusantara di Pesantren Rakyat

Sekolah dimana saja sama. Namun, sekolah yang menawarkan konsep merdeka belajar, tidak banyak dan SDII Pesantren Rakyat Al-Amin dan Pesantren Anak telah menjalankan hal tersebut. Mondok yang mahal dan mewah serta bergengsi juga banyak, tetapi mondok yang betul-betul mengajarkan kemandirian, tidak berjarak dengan masyarakat, sederhana, langsung banyak praktek belum banyak muncul. Pesantren Anak hadir menjawab semua tantangan tersebut.

Cita-cita tersebut selaras dengan cita-cita pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim yang dikutip dari situs Wikipedia tentang merdeka belajar. Beliau menyampaikan, sistem pengajaran bakal berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa belajar akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking).
Sebenarnya setiap anak memiliki bakat potensi dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk generasi penerus yang siap dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat. Monggo berjuang dan berkorban Bersama demi masa depan yang lebih baik. Al Faatihah.
Penulis: Kiai Abdullah SAM
Editor: Chandra Djoego