Pesantren Rakyat Jagong Maton Ngaji ala Jagong Maton: Berdamai dengan Nafsu

Ngaji ala Jagong Maton: Berdamai dengan Nafsu

Kyai Sableng

Pesantren Rakyat Online – Manusia panggone luput lan lali, manusia tempatnya lepas dan lupa. Untuk itu kita harus terus berusaha menjaga kesadaran, agar tidak terhanyut terlalu lama mesra bersama lupa.

Memang nafsu yang selalu membuat tipu daya terbaik, agar anak cucu Adam terperdaya olehnya, sehingga nafsu yang baik akan terseret oleh nafsu yang mengajak ke dalam kesesatan dan kehinaan.

Nafsu sifatnya selalu memberi janji-janji manis dan enak, dengan dibumbui logika yang mantab dan matematis, agar manusia bersimpuh lutut untuk wajib mengikutinya. Sementara kejulungan-kejulingan setan yang turut mendorong dan memotivasi manusia agar betul-betul jauh dari Tuhannya adalah nyata.

Maka dari itu, daripada kita ribut melulu dengan nafsu, dan nafsu sebenarnya adalah peparing Allah SWT, sebagai piranti untuk bertahan hidup dan melestarikan peradaban anak Adam. Untuk itu kita perlu mengembangkan cara-cara terbaik untuk berdamai dengan nafsu.

Baik kiranya kita sebelum berdamai dengan nafsu, kita kenali jenis-jenis nafsu dan spesifikasinya, sehingga seperti pisau yang tajam dan berbahaya, jika dikenali, dipahami bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Begitu juga suweg, gadung, sente yang katanya gatal dan bisa beracun jika kita makan, tapi jika tahu cara mengolahnya, akan menjadi makanan yang enak dan khas.

Baca juga: Kyai Sableng Didepan 5000 Jamaah Ja’far Mania Community Jawa Timur

Jika dipikir-pikir, nafsu juga begitu mestinya. Yang katanya banyak orang mengganggu kita, jika kita kenal baik, tahu makanannya, paham keinginannya, ngerti kebiasaanya, InsyaAllah akan bisa segera berdamai.

Di jagongan poro sepuh sering dibuat bahan omongan, ketika ngobrol-ngobrol santai. Bahwa didalam diri kita ini oleh Allah di lengkapi empat Nafsu, dengan lughot jawa, yaitu nafsu aluamah, amarah, sufyah dan mutmainah.

Nafsu yang sifatnya kurang saja, maka bisa kita ajak berdamai untuk kita ajak ngalim atau intelek, sehingga kita tidak pernah merasa puas atas ilmu yang kita capai. Nafsu yang ngajak emosi saja, marah, ngamuk, kita ajak berdamai untuk menyelesaikan tugas. Tugas yang berat, butuh tenaga, butuh energi, maka sangat cocok kiranya. Dst.

Tapi jangan lupa pakai cara-cara yang termudah agar berdamai dengan nafsu, yaitu adalah dengan memperbanyak dzikir. Insyaallah, baik jahr atau siri.

Ngunuae sek Ngaji ala Jagong Maton edisi kali ini. Alfatihah. Ditulis oleh: Kyai Sableng KH. Abdullah SAM, S.Psi. (Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin) 22 Januari 2020

5 Likes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.