Pendekatan baru (www.pesantrenrakyat.com)- Pndok Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung yang diasuh oleh H.Abdullah Sam merupakan salah satu rujukan pesantren berbasis internasional. Berbagai fasilitas tersedia di pesantren ini, mulai dari TPQ yang dilaksanakan tiap hari pukul 16.30- selesai, bimbel yang dimulsi setiap setelah sholat magrib berjamaah, Madrasah diniyah yang dilangsungkan setelah sholat isyak berjamaah, ada kelas bahasa inggris yang mampu membantu santri untuk mengetahui dan faham akan bahasa internasional, ada juga wifi 24 jam nonstop sebagai salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan zaman yang marak dibilang dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Tidak hanya itu, pesantren ini juga memiliki sisi lain yang menjadi keunikan di dalamnya. Pesantren rakyat Al-Amin menerapkan sistem yang berbeda dengan pesantren yang lainnya. Pada umumnya pesantren-pesantren yang ada di Indonesia ini yaitu terkesan suatu kedisiplinan dengan sedikit unsur paksaan. Hal ini memberikan efek jerah hanya dalam waktu yang singkat. Sesuai yang dikatakan oleh Ust. Abdullah, “di pesantren ini saya beri kebebasan untuk mereka mencari jawaban dan jalan sendiri tanpa harus ada perturan-perturan yang mengekang mereka.” Memang benar santri- santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Amin tidak pernah mendapatkan paksaan, mereka melakukan apapun dengan ikhlas dan tanpa harus di oprak-oprak.
Pada dasarnya Ust. Abdullah menggunakan pendekatan hati yang dimana yang disadarkan dulu adalah hati para santri terlebih dahulu. Karena jika hati sesorang terbuka maka semua hal baik akan mudh dilakukan olehnya, selain itu juga mereka mudah beradaptasi di lingkungan barunya. Berneda dengan santri yang di pondoknya mendapatkan paksaan atau tekanan, mereka hanya takut dengan itu, merek melaksankan sholat, mengaji, dilandasi dengan rasa takut kepada Pak Yai nya. Jika hal ini terjadi maka mereka hanya jadi baik di Pesantren, namun jika di luar bisa jadi diia amenjadi anak nakal.
Hal ini sudah terbukti, contohnya teman saya di kelompok 37 KKM UIN Malang, yang bernama Fadlin jurusan Arsitek semester 4. “Saya adalah tipe orang yang tidak suka di paksa, kalau di paksa saya malah akan melawan, namun di sini saya merasakan kenyamanan, saya merasa diri saya beribadah bukan karena paksaan tapi diri saya sendiri yang memberikan perintah.” Ujar Fadlin. Inilah yang menjadi bukti bahwa di Pesantren Rakyat AL-Amin tidak ada yang namanya paksaan tapi para santri diberikan suatu hal atau pendekatn melalui hati yang membuat mereka memikirkan apa yang harus mereka lakukan tanpa harus di paksa atau di suruh.
Pendekatan ini bisa diterapkan di pesantren manapun. Kita bisa bayangkan jika hati para santri sudah terbuka maka mereka akan menjadi anak-anak yang berkualitas baik dari segi kecerdasan, emosional maupun spiritual. Pendekatan baru yang dilakukan oleh Ust. Abdullah inilah yang menjadi saya kagum dan terkesima. Pendekatan melalui hati bukan melalui paksaan. (AN)